Cara mengelola sampah adalah hal penting untuk kamu ketahui. Kamu pasti sering melihat tumpukan sampah menumpuk di tempat wisata, apalagi saat musim liburan. Sampah yang berasal dari wisatawan maupun pedagang semakin banyak seiring bertambahnya jumlah pengunjung. Sayangnya, sebagian besar sampah tersebut berupa plastik yang sulit terurai, sehingga menimbulkan masalah serius bagi lingkungan.
Data menunjukkan bahwa ratusan ton sampah dihasilkan setiap tahunnya di kawasan wisata alam, dan lebih dari setengahnya adalah plastik. Bahkan, penelitian juga mencatat jutaan ton sampah laut di Indonesia yang sebagian besar disebabkan oleh perilaku buang sampah sembarangan serta buruknya sistem pengelolaan.
Hal ini tentu merugikan karena sektor pariwisata sangat bergantung pada keindahan alam. Jika sampah terus dibiarkan, maka daya tarik wisata akan menurun dan ekosistem alam akan rusak. Itu sebabnya, kamu perlu ikut berperan aktif dalam mengurangi sampah, mulai dari diri sendiri, agar lingkungan tetap lestari dan pariwisata bisa berkembang berkelanjutan.

Daftar Isi
7 Cara Mengelola Sampah yang Tepat
Kamu pasti sering melihat sampah menumpuk di sekitar rumah atau tempat umum, bukan? Mengelola sampah dengan tepat tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga melindungi kesehatan dan kelestarian alam. Ada banyak cara mengelola samah yang bisa dilakukan, mulai dari langkah sederhana hingga yang lebih kompleks, untuk memastikan setiap jenis sampah ditangani dengan benar.
Dengan menerapkan metode yang tepat, sampah organik, anorganik, dan berbahaya bisa dikelola secara efisien, meminimalkan polusi, dan bahkan menghasilkan manfaat tambahan. Mari kita lihat tujuh cara mengelola sampah yang tepat sasaran agar kamu bisa berperan aktif dalam menjaga bumi tetap bersih dan nyaman.
Memilah Sampah
Kamu bisa melihat bahwa memilah sampah adalah langkah paling dasar tapi sangat penting dalam menjaga lingkungan. Dengan mengenali jenis-jenis sampah, kamu akan lebih mudah menentukan cara penanganannya.
Sampah organik seperti sisa makanan atau daun kering bisa dijadikan kompos untuk mengurangi volume sampah sekaligus memberi manfaat baru. Sampah anorganik seperti botol plastik, kardus, atau kaleng memang sulit terurai, tapi bisa didaur ulang menjadi barang berguna sehingga tidak menumpuk di TPA.
Sedangkan sampah berbahaya seperti baterai bekas, lampu, atau masker sekali pakai harus ditangani dengan hati-hati karena bisa membahayakan kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Dengan kebiasaan sederhana tentang cara mengelola sampah, kamu sebenarnya sudah mengambil peran penting dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Sediakan Tempat Sampah Sesuai Jenis
Kamu bisa membuat pengelolaan sampah lebih mudah dengan menyediakan tempat sampah sesuai jenisnya di rumah. Setelah mengenali dan memilah sampah menjadi organik, anorganik, dan B3 (berbahaya), langkah berikutnya adalah menyiapkan tiga tempat sampah berbeda.
Tempat sampah berwarna hijau digunakan untuk sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering. Tempat sampah berwarna kuning diperuntukkan bagi sampah anorganik seperti botol plastik, kardus, dan kaleng bekas.
Sedangkan tempat sampah berwarna merah digunakan khusus untuk sampah B3, misalnya baterai bekas, lampu, atau masker sekali pakai. Dengan cara mengelola sampah, kamu bisa lebih mudah mengatur sampah rumah tangga setiap hari, serta membantu proses daur ulang dan pengolahan sampah agar lebih efektif.
Terapkan Zero Waste
Kamu bisa mulai menerapkan konsep zero waste dengan langkah sederhana, seperti membawa tas belanja kain sendiri saat berbelanja di warung atau pasar. Biasanya, kalau kamu tidak membawa tas, penjual akan otomatis memberikan kantong plastik sekali pakai. Padahal, penggunaan plastik inilah yang ingin dikurangi dalam konsep zero waste.
Dengan menggunakan tas kain, kamu ikut berkontribusi mengurangi sampah plastik yang sulit terurai. Memang awalnya terasa repot untuk selalu membawa tas kain, tapi dampaknya sangat besar bagi kelestarian bumi.
Apalagi sekarang sudah banyak tersedia tas kain lipat dengan desain menarik yang praktis dibawa ke mana saja. Dengan kebiasaan kecil ini, kamu sudah membantu menjaga lingkungan sekaligus membiasakan diri untuk hidup lebih peduli terhadap alam.

Terapkan 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle
Kamu bisa menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat dengan menerapkan konsep 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle sebagai cara mengelola sampah. Pertama, Reduce, yaitu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, misalnya dengan membawa tas belanja yang bisa digunakan berulang kali. Kedua, Reuse, yaitu memanfaatkan kembali barang yang masih layak pakai, seperti botol kaca atau plastik yang bisa dipakai untuk menyimpan makanan atau minuman. Ketiga, Recycle, yaitu mengolah kembali sampah menjadi bahan baru yang bisa digunakan untuk membuat produk lain.
Sebelum mendaur ulang, pastikan kemasan seperti botol kaca, kertas, atau plastik memiliki logo daur ulang agar aman digunakan kembali tanpa risiko reaksi kimia berbahaya. Dengan menerapkan 3R dalam cara mengelola sampah, kamu ikut mengurangi volume sampah, memanfaatkan kembali barang yang ada, dan menjaga lingkungan tetap nyaman serta bersih.
Daur Ulang
Kamu bisa mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik melalui praktik daur ulang. Daur ulang adalah proses mengubah bahan bekas menjadi produk baru yang bisa digunakan kembali, misalnya plastik, kertas, kaca, dan logam.
Sejarah daur ulang sudah ada sejak 400 SM pada masa Romawi, dan hingga kini menjadi cara penting untuk mendukung ekonomi sirkular, menjaga material tetap berputar alih-alih dibuang begitu saja. Proses daur ulang meliputi pengumpulan, pemilahan, pengolahan, dan pembuatan kembali produk baru.
Manfaatnya sangat besar, misalnya satu ton plastik daur ulang dapat menghemat lebih dari 3.000 liter minyak dan mengurangi emisi yang memicu perubahan iklim. Namun, ada tantangan yang menghambat, seperti pencemaran material saat daur ulang, biaya yang lebih tinggi dibandingkan pembuangan ke TPA, serta harga plastik daur ulang yang naik.
Kendala ini membuat praktik daur ulang belum maksimal, padahal setiap langkah kecil yang kamu lakukan dalam memilah dan mendaur ulang sampah bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Terapkan Waste to Energy
Kamu bisa mengenal konsep Waste-to-Energy (WtE) sebagai salah satu cara mengelola sampah sekaligus menghasilkan energi. WtE mengubah sampah menjadi energi seperti listrik atau panas, sehingga dapat menghemat penggunaan energi di bidang lain.
Cara mengelola sampah populer termasuk co-processing, di mana sampah dibakar untuk diubah menjadi energi dan bahan baku, yang terbukti bermanfaat khususnya di industri semen. Strategi lain adalah gasifikasi, di mana sampah dicampur dengan oksigen atau uap untuk dijadikan bahan bakar atau pupuk.
WtE dapat mengurangi volume sampah hingga 87%, sehingga membantu mengurangi ruang yang dibutuhkan untuk pembuangan. Namun, praktik ini bukan solusi sempurna karena emisi karbon yang dihasilkan masih cukup tinggi dan dapat berkontribusi pada perubahan iklim.
Data dari Zero Waste Europe menunjukkan bahwa emisi CO2 dari WtE meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir karena semakin banyak organisasi yang mengadopsi metode ini. Meskipun demikian, kamu tetap bisa memandang WtE sebagai salah satu alternatif pengelolaan sampah yang efektif bila dilakukan dengan pengawasan dan teknologi tepat.
Manfaatkan Komposting
Kamu bisa memanfaatkan komposting sebagai cara mengelola sampah organik. Komposting adalah proses biologis yang menguraikan materi organik dalam sampah sehingga menghasilkan kompos yang bisa dikembalikan ke tanah. Dengan cara ini, kebutuhan akan pupuk kimia berkurang dan emisi metana dari TPA dapat diminimalkan.
Mengingat dunia membuang sekitar 2,5 miliar ton makanan setiap tahun, komposting menjadi salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Namun, komposting hanya berlaku untuk sampah organik dan tidak memengaruhi sampah anorganik yang masih mendominasi tempat pembuangan.
Selain itu, keterlibatan masyarakat masih rendah karena keterbatasan akses, misalnya tidak memiliki halaman untuk kompos, atau harus membayar ekstra untuk skema daur ulang hijau dari pemerintah. Meski begitu, jika kamu mulai menerapkan komposting di rumah, kamu sudah membantu mengurangi beban TPA dan memberikan manfaat bagi tanah dan lingkungan sekitar.